09

дек

Serial Mandala Siluman Sungai Ular Nunukan Kalimantan. 335'Mandala Mencoba Menapak Jejaknya Kembali'Komik ini. Serial komik 'Mandala' adalah salah satu komik silat fiksi populer yang diadaptasi menjadi sebuah bergenre pada tahun dengan judul ' ' yang dibintangi oleh sebagai Mandala dan sebagai Banyu Jaga. Serial Mandala Siluman Sungai Ular Karya Mansjur Daman - MAN Lanjutan dari Bunuh Mandala. Serial Pangeran Mlaar. Selendang Biru (150rb) - Siluman Sungai Ular (150rb) - Pusaka Dewa. Salah satu yang saya ingat adalah komik Mandala Siluman Sungai Ular. Man sy ur Daman pembuat komik serial Mandala.

This Derale Performance high-efficiency fluid cooler also has a 400 cfm fan which I have set-up to be manually activated from inside the cab of the 1971 Chevy C-10. Upon the fluid exiting the radiator cooler, it is routed to the Derale Performance thermostat. However, if you notice in the lower left of PHOTO M17, I have installed a fan switch that can be connected for automatic fan operation. At this point if the transmission fluid is 180 degrees F or less it will be bypassed by the thermostat back to the transmission or if the fluid is over 180 degrees F the thermostat will open and let the fluid enter the Derale Performance cooler. How to install a transmission cooler on a th350 speedometer. From there the fluid is routed to the oil cooler in the radiator.

Ilustrasi: Hans Jaladara dan Bumi Langit Jumat, 30 Desember 2016 Seperti inilah jika “pendekar” komik silat berbisnis. Tak perlu di hotel atau kantor yang adem, di warung makan Tegal alias warteg pun jadi. Tak perlu banyak basa-basi. Tak ada tawar-menawar harga bertele-tele. Suatu kali pada akhir 1980-an, Mansyur Daman, kini 69 tahun, berniat pulang ke rumahnya di daerah Ciputat, Tangerang Selatan. Seniman komik itu baru turun dari bus kota.

Dari halte bus ke rumahnya, masih butuh beberapa ratus meter lagi berjalan kaki masuk ke dalam gang. Di pemberhentian bus itu, komikus serial Mandala Siluman Sungai Ular ini mendengar ada seorang laki-laki mencarinya. “Dia bertanya ke orang-orang di mana rumah Mansyur Daman,” kata Mansyur beberapa pekan lalu. Rupanya laki-laki itu seorang produser film, Ray Kishore dari Kanta Indah Film. Dia mencari Mansyur karena berniat memfilmkan salah satu komik karyanya.

Walaupun asing dengan dunia film, nama Mansyur sudah lumayan dikenal. Saat itu, sudah ada tiga komiknya yang naik ke layar bioskop: Midah Perawan Buronan dan Kupu-kupu Beracun yang disutradarai Fritz G. Schadt, dan Golok Setan yang disutradarai Ratno Timoer. Kishore dan Kanta Indah berniat memfilmkan komik Mandala. Bintang film-film laga, Barry Prima, akan jadi pemeran utama. “Di dekat halte itu saya lihat ada warteg.

Siluman

Saya ajak Kishore masuk warung,” Mansyur menuturkan kisahnya dengan sedikit geli. Tanpa perlu berlembar-lembar dokumen, tak usah didampingi segala macam pengacara, hanya beberapa menit bercakap, Mansyur dan Kishore bersalaman. Di warteg itu, harga untuk memfilmkan Mandala disepakati. “Keesokan harinya, saya tinggal datang ke kantor mereka untuk mengambil uangnya,” kata Pak Man. Sudah lebih dari setengah abad, Pak Man, teman-temannya biasa menyapa Mansyur, menggambar komik.

Komik pertamanya, komik horor Istana Hantu, diterbitkan oleh PT Rose pada 1965. Tenaganya memang tak lagi muda. Umur tak bisa dikelabui. Tapi semangatnya masih sama dengan semangat Mansyur Daman setengah abad lalu. Justru goresan pensilnya makin mantap. “Sekarang satu jam duduk sudah harus bangun. Kalau dulu, duduk dan enggak bangun-bangun,” Mansyur tertawa.

“Dulu saya bisa sangat produktif. Tapi kalau saya perhatikan gambarnya kurang teliti. Dan dulu tega-tega saja, gambar dengan latar belakang kosong. Sekarang saya makin teliti dan bertanggung jawab.” * * * Pada pertengahan 1960-an hingga awal 1980-an, “dunia persilatan” komik Indonesia dikuasai oleh beberapa “pendekar”.

Ada yang menyebut Lima Besar, ada pula yang bilang Tujuh Besar, seniman komik Indonesia kala itu. Sebutan itu rasanya tak penting-penting amat. Mereka adalah Ganes Thiar Santoso alias Ganes T.H., Jan Mintaraga, Hans Jaladara, Zaldy Armendaris, Sim alias Sim Kim Toh, Djair Warni, dan Mansyur Daman. Ganes kondang dengan serial Si Buta dari Gua Hantu, yang konon laku hingga ratusan ribu eksemplar.

Serial Mandala Siluman Sungai Ular Nunukan Kalimantan. 335\'Mandala Mencoba Menapak Jejaknya Kembali\'Komik ini. Serial komik \'Mandala\' adalah salah satu komik silat fiksi populer yang diadaptasi menjadi sebuah bergenre pada tahun dengan judul \' ' yang dibintangi oleh sebagai Mandala dan sebagai Banyu Jaga. Serial Mandala Siluman Sungai Ular Karya Mansjur Daman - MAN Lanjutan dari Bunuh Mandala. Serial Pangeran Mlaar. Selendang Biru (150rb) - Siluman Sungai Ular (150rb) - Pusaka Dewa. Salah satu yang saya ingat adalah komik Mandala Siluman Sungai Ular. Man sy ur Daman pembuat komik serial Mandala.

This Derale Performance high-efficiency fluid cooler also has a 400 cfm fan which I have set-up to be manually activated from inside the cab of the 1971 Chevy C-10. Upon the fluid exiting the radiator cooler, it is routed to the Derale Performance thermostat. However, if you notice in the lower left of PHOTO M17, I have installed a fan switch that can be connected for automatic fan operation. At this point if the transmission fluid is 180 degrees F or less it will be bypassed by the thermostat back to the transmission or if the fluid is over 180 degrees F the thermostat will open and let the fluid enter the Derale Performance cooler. How to install a transmission cooler on a th350 speedometer. From there the fluid is routed to the oil cooler in the radiator.

Ilustrasi: Hans Jaladara dan Bumi Langit Jumat, 30 Desember 2016 Seperti inilah jika “pendekar” komik silat berbisnis. Tak perlu di hotel atau kantor yang adem, di warung makan Tegal alias warteg pun jadi. Tak perlu banyak basa-basi. Tak ada tawar-menawar harga bertele-tele. Suatu kali pada akhir 1980-an, Mansyur Daman, kini 69 tahun, berniat pulang ke rumahnya di daerah Ciputat, Tangerang Selatan. Seniman komik itu baru turun dari bus kota.

Dari halte bus ke rumahnya, masih butuh beberapa ratus meter lagi berjalan kaki masuk ke dalam gang. Di pemberhentian bus itu, komikus serial Mandala Siluman Sungai Ular ini mendengar ada seorang laki-laki mencarinya. “Dia bertanya ke orang-orang di mana rumah Mansyur Daman,” kata Mansyur beberapa pekan lalu. Rupanya laki-laki itu seorang produser film, Ray Kishore dari Kanta Indah Film. Dia mencari Mansyur karena berniat memfilmkan salah satu komik karyanya.

Walaupun asing dengan dunia film, nama Mansyur sudah lumayan dikenal. Saat itu, sudah ada tiga komiknya yang naik ke layar bioskop: Midah Perawan Buronan dan Kupu-kupu Beracun yang disutradarai Fritz G. Schadt, dan Golok Setan yang disutradarai Ratno Timoer. Kishore dan Kanta Indah berniat memfilmkan komik Mandala. Bintang film-film laga, Barry Prima, akan jadi pemeran utama. “Di dekat halte itu saya lihat ada warteg.

\'Siluman\'

Saya ajak Kishore masuk warung,” Mansyur menuturkan kisahnya dengan sedikit geli. Tanpa perlu berlembar-lembar dokumen, tak usah didampingi segala macam pengacara, hanya beberapa menit bercakap, Mansyur dan Kishore bersalaman. Di warteg itu, harga untuk memfilmkan Mandala disepakati. “Keesokan harinya, saya tinggal datang ke kantor mereka untuk mengambil uangnya,” kata Pak Man. Sudah lebih dari setengah abad, Pak Man, teman-temannya biasa menyapa Mansyur, menggambar komik.

Komik pertamanya, komik horor Istana Hantu, diterbitkan oleh PT Rose pada 1965. Tenaganya memang tak lagi muda. Umur tak bisa dikelabui. Tapi semangatnya masih sama dengan semangat Mansyur Daman setengah abad lalu. Justru goresan pensilnya makin mantap. “Sekarang satu jam duduk sudah harus bangun. Kalau dulu, duduk dan enggak bangun-bangun,” Mansyur tertawa.

“Dulu saya bisa sangat produktif. Tapi kalau saya perhatikan gambarnya kurang teliti. Dan dulu tega-tega saja, gambar dengan latar belakang kosong. Sekarang saya makin teliti dan bertanggung jawab.” * * * Pada pertengahan 1960-an hingga awal 1980-an, “dunia persilatan” komik Indonesia dikuasai oleh beberapa “pendekar”.

Ada yang menyebut Lima Besar, ada pula yang bilang Tujuh Besar, seniman komik Indonesia kala itu. Sebutan itu rasanya tak penting-penting amat. Mereka adalah Ganes Thiar Santoso alias Ganes T.H., Jan Mintaraga, Hans Jaladara, Zaldy Armendaris, Sim alias Sim Kim Toh, Djair Warni, dan Mansyur Daman. Ganes kondang dengan serial Si Buta dari Gua Hantu, yang konon laku hingga ratusan ribu eksemplar.

...'>Serial Mandala Siluman Sungai Ular Pahang Daily(09.12.2018)
  • trainroteb.netlify.comSerial Mandala Siluman Sungai Ular Pahang Daily ►
  • Serial Mandala Siluman Sungai Ular Nunukan Kalimantan. 335\'Mandala Mencoba Menapak Jejaknya Kembali\'Komik ini. Serial komik \'Mandala\' adalah salah satu komik silat fiksi populer yang diadaptasi menjadi sebuah bergenre pada tahun dengan judul \' ' yang dibintangi oleh sebagai Mandala dan sebagai Banyu Jaga. Serial Mandala Siluman Sungai Ular Karya Mansjur Daman - MAN Lanjutan dari Bunuh Mandala. Serial Pangeran Mlaar. Selendang Biru (150rb) - Siluman Sungai Ular (150rb) - Pusaka Dewa. Salah satu yang saya ingat adalah komik Mandala Siluman Sungai Ular. Man sy ur Daman pembuat komik serial Mandala.

    This Derale Performance high-efficiency fluid cooler also has a 400 cfm fan which I have set-up to be manually activated from inside the cab of the 1971 Chevy C-10. Upon the fluid exiting the radiator cooler, it is routed to the Derale Performance thermostat. However, if you notice in the lower left of PHOTO M17, I have installed a fan switch that can be connected for automatic fan operation. At this point if the transmission fluid is 180 degrees F or less it will be bypassed by the thermostat back to the transmission or if the fluid is over 180 degrees F the thermostat will open and let the fluid enter the Derale Performance cooler. How to install a transmission cooler on a th350 speedometer. From there the fluid is routed to the oil cooler in the radiator.

    Ilustrasi: Hans Jaladara dan Bumi Langit Jumat, 30 Desember 2016 Seperti inilah jika “pendekar” komik silat berbisnis. Tak perlu di hotel atau kantor yang adem, di warung makan Tegal alias warteg pun jadi. Tak perlu banyak basa-basi. Tak ada tawar-menawar harga bertele-tele. Suatu kali pada akhir 1980-an, Mansyur Daman, kini 69 tahun, berniat pulang ke rumahnya di daerah Ciputat, Tangerang Selatan. Seniman komik itu baru turun dari bus kota.

    Dari halte bus ke rumahnya, masih butuh beberapa ratus meter lagi berjalan kaki masuk ke dalam gang. Di pemberhentian bus itu, komikus serial Mandala Siluman Sungai Ular ini mendengar ada seorang laki-laki mencarinya. “Dia bertanya ke orang-orang di mana rumah Mansyur Daman,” kata Mansyur beberapa pekan lalu. Rupanya laki-laki itu seorang produser film, Ray Kishore dari Kanta Indah Film. Dia mencari Mansyur karena berniat memfilmkan salah satu komik karyanya.

    Walaupun asing dengan dunia film, nama Mansyur sudah lumayan dikenal. Saat itu, sudah ada tiga komiknya yang naik ke layar bioskop: Midah Perawan Buronan dan Kupu-kupu Beracun yang disutradarai Fritz G. Schadt, dan Golok Setan yang disutradarai Ratno Timoer. Kishore dan Kanta Indah berniat memfilmkan komik Mandala. Bintang film-film laga, Barry Prima, akan jadi pemeran utama. “Di dekat halte itu saya lihat ada warteg.

    \'Siluman\'

    Saya ajak Kishore masuk warung,” Mansyur menuturkan kisahnya dengan sedikit geli. Tanpa perlu berlembar-lembar dokumen, tak usah didampingi segala macam pengacara, hanya beberapa menit bercakap, Mansyur dan Kishore bersalaman. Di warteg itu, harga untuk memfilmkan Mandala disepakati. “Keesokan harinya, saya tinggal datang ke kantor mereka untuk mengambil uangnya,” kata Pak Man. Sudah lebih dari setengah abad, Pak Man, teman-temannya biasa menyapa Mansyur, menggambar komik.

    Komik pertamanya, komik horor Istana Hantu, diterbitkan oleh PT Rose pada 1965. Tenaganya memang tak lagi muda. Umur tak bisa dikelabui. Tapi semangatnya masih sama dengan semangat Mansyur Daman setengah abad lalu. Justru goresan pensilnya makin mantap. “Sekarang satu jam duduk sudah harus bangun. Kalau dulu, duduk dan enggak bangun-bangun,” Mansyur tertawa.

    “Dulu saya bisa sangat produktif. Tapi kalau saya perhatikan gambarnya kurang teliti. Dan dulu tega-tega saja, gambar dengan latar belakang kosong. Sekarang saya makin teliti dan bertanggung jawab.” * * * Pada pertengahan 1960-an hingga awal 1980-an, “dunia persilatan” komik Indonesia dikuasai oleh beberapa “pendekar”.

    Ada yang menyebut Lima Besar, ada pula yang bilang Tujuh Besar, seniman komik Indonesia kala itu. Sebutan itu rasanya tak penting-penting amat. Mereka adalah Ganes Thiar Santoso alias Ganes T.H., Jan Mintaraga, Hans Jaladara, Zaldy Armendaris, Sim alias Sim Kim Toh, Djair Warni, dan Mansyur Daman. Ganes kondang dengan serial Si Buta dari Gua Hantu, yang konon laku hingga ratusan ribu eksemplar.

    ...'>Serial Mandala Siluman Sungai Ular Pahang Daily(09.12.2018)